Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto hadir dalam sebuah diskusi bersama perwakilan Kiai Kampung se-Indonesia. Kesadaran Prabowo akan peran sentral kiai dan ulama di pedesaan, yang lebih mengerti persoalan dasar umat terutama kemiskinan, telah menjadi motivasi utama kehadirannya.
Dalam suasana yang penuh kehangatan, Prabowo memilih untuk mendengarkan suara dan pandangan dari para pemuka agama tersebut. Baginya, suara mereka adalah representasi dari hati dan kebutuhan rakyat yang seringkali terabaikan.
Prabowo yakin bahwa pemimpin di pusat harus mendengarkan dan memahami realitas yang dihadapi oleh warga di pelosok negeri.
Dalam momen tersebut, Prabowo juga menyaksikan tayangan video yang menggambarkan kehidupan Supriati, seorang buruh tani dari Desa Suko, Probolinggo. Dalam keadaan sulit sebagai janda dengan tiga anak, Supriati hanya menerima upah Rp1 juta perbulan dan terjerat dalam jerat hutang demi kelangsungan hidupnya. Realitas pahit ini menjadi cerminan dari kondisi masyarakat yang membutuhkan perubahan nyata.
Prabowo, dengan mata penuh empati, memandang bahwa perubahan harus terjadi, terutama pada nasib para petani. Dia menyadari bahwa petani adalah tulang punggung negara, mereka yang tanpa henti bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia.
Komitmen Prabowo untuk kesejahteraan rakyat bukanlah sekadar janji politik, melainkan panggilan hati yang mendorongnya untuk bertindak nyata demi perubahan yang lebih baik.